Bagi para penggemar sniper, tentu sudah tidak asing dengan sosok yang satu ini. Siapa lagi kalau bukan Simo Hayha. Pria kelahiran Raujatarvi, Finlandia, 17 Desember 1905 ini merupakan sniper paling ditakuti nomor satu dalam sejarah.
Awalnya Hayha hanyalah seorang pemburu dan petani di tanah kelahirannya. Namun suatu ketika, tepatnya pada tahun 1925, dia bergabung dengan Angkatan Bersenjata Finlandia untuk memenuhi panggilan wajib militer.
Sejak saat itu, kehidupan Hayha mulai berubah. Hayha yang dulu dikenal sebagai orang biasa, kini menjelma sebagai sniper paling mematikan di dunia. Bagaimana tidak, dalam Perang Musim Dingin (1939-1940) antara Finlandia dan Uni Soviet, Hayha berhasil membunuh tentara lawan yang jumlahnya mencapai 705 orang dengan seorang diri.
505 orang diantaranya dibunuh dengan menggunakan senapan, sementara 200 lainnya dengan senapan otomatis dan yang mencengangkan, adalah saat Hayha bisa bertahan di tengah udara dingin nan ekstrem. Kala itu, suhu di sekitar area peperangan disebut mencapai hingga minus 40 derajat Celcius.
Namun yang lebih mencengangkan lagi adalah saat-saat di mana Hayha bisa bertahan hidup meski pihak Jerman telah mengirim satu batalion untuk membunuhnya.
Seperti dilansir TribunJatim.com, pihak Rusia awalnya mendengar bahwa Finlandia memiliki seorang sniper berskill tinggi di medan perang. Rusia kemudian mengirim satu sniper untuk menandinginya. Namun, sniper Jerman ini pulang tinggal nama alias mayatnya.
Sang panglima pun kembali mengirim sniper, bahkan dalam jumlah yang lebih banyak. Namun lagi-lagi, sniper kiriman itu pulang tinggal nama. Hingga akhirnya, Jerman memutuskan untuk mengirim satu batalion.
Tapi yang terjadi berikutnya sungguh mencengangkan. Para tentara Jerman dalam batalion itu mati terbunuh, dan tetap tak bisa menemukan di mana lokasi Hayha. Hayha memang dikenal sebagai sniper cerdas. Dia dapat berkamuflase di antara tumpukan salju untuk membantai tentara musuh tanpa diketahui para musuh. Konon katanya, saat bertempur, Hayha hanya berdiam diri di satu tempat, hingga membunuh semua lawan di medan perang. Bahkan, yang lebih gila, ketika beraksi, Hayha terbiasa memasukkan salju di mulutnya agar mulutnya tak mengeluarkan uap ketika bernafas di udara dingin.
Namun sepandai-pandainya Hayha bertempur dan berkamuflase, ia tetap tak bisa terhelakkan dari tembakan musuh. Ya, pada 6 Maret 1940, seorang tentara Uni Soviet yang secara kebetulan menemukannya, menembaknya dengan peluru peledak. Peluru itu menghantam dan menghancurkan wajah bagian kirinya.
Teman satu regunya sempat mengatakan setengah wajahnya hilang saat mereka menolong Hayha. Namun ajaibnya, Hayha tetap hidup. Pada hari ke-13 setelah tertembak, dia sadar dari koma, namun sebuah hal yang dramatis, tepat di hari ketika Hayha bangun, pihak Uni Soviet dan Finlandia memutuskan berdamai dan menghentikan perang.
Meski selamat, Hayha mengalami cacat wajah secara permanen. dan atas jasanya, Hayha mendapatkan kenaikan pangkat dari Kopral ke Letnan Satu oleh Marsekal Lapangan C.G.R. Mannerheim, pimpinan tertinggi militer Finlandia saat itu.
Ketika diwawancarai pada tahun 1998 tentang bagaimana caranya dia bisa menjadi sniper hebat, Hayha hanya menjawab singkat dengan mengatakan, “Latihan”. Lalu, saat ditanya apakah dia menyesal telah membunuh banyak orang, Hayha menjawab, “Saya hanya menjalankan tugas saya, itu yang saya lakukan, sebaik mungkin akan saya lakukan.”
Simo Hayha menutup usia di usia 96 tahun di rumah sakit khusus veteran perang pada tahun 2002. Pada nisannya, selain nama, juga tertulis 3 kata dalam bahasa Finlandia, yaitu Rumah, Agama, dan Ibu Pertiwi.